3 Hal Penting yang Wajib Diketahui Sebelum Rilis Lagu
- HP Music
- 10 jam yang lalu
- 3 menit membaca
3 Hal Penting Tentang Cover Art yang Wajib Lo Tau Sebelum Rilis Lagu šš¶

Kalau mau rilis lagu ke Spotify, Apple Music, YouTube Music, dan geng digital store lainnya, lo nggak cuma butuh file audio dan data kayak judul lagu atau nama artis aja. Ada satu hal lagi yang super penting: cover art.
Yes, artwork alias sampul rilis lo itu ibarat wajahĀ dari musik lo. Mau musiknya sekeren apapun, kalau tampilan depannya nggak niat, bisa-bisa orang skip duluan sebelum dengerin. Nah, biar nggak salah langkah, yuk kita kupas tuntas soal cover art.
1. Kenapa Cover Art Itu Penting? šØāØ
Cover art itu bukan cuma gambar pajangan. Dia punya banyak fungsi:
Jadi pintu pertamaĀ buat orang kenal musik lo.
Bisa dipakai ulang buat bikin merchandise, konten sosmed, bahkan konsep video clip.
Kalau dibikin sama orang lain, bisa ngasih lo insight: āOh, ternyata lagu gue terasa kayak gini di telinga orang lain.ā
Intinya, cover art itu bukan sekadar formalitas. Dia adalah branding lo dalam bentuk visual.
2. Format Wajib Cover Art Biar Lolos ke Spotify & Kawan-Kawan ā
Ini bagian teknis yang sering disepelein, padahal penting banget. Kalau cover lo nggak sesuai standar, bisa auto ditolak sama store digital. Jadi, catat baik-baik:
Format file:Ā JPG atau PNG (GIF juga oke, tapi jarang dipakai).
Rasio:Ā 1:1 alias kotak sempurna.
Resolusi minimal:Ā 1600 x 1600 piksel (biar nggak pecah atau blur).
Color mode:Ā RGB (yes, termasuk gambar hitam putih).
Kalau buat cetak fisik (CD/merch di Amazon):Ā harus 300 DPI.
ā ļø Pro tip:Ā Kalau target lo Spotify, mereka minimal minta 1500 x 1500 piksel. Jadi amanin aja dengan 3000 x 3000 piksel biar lebih tajam di semua platform.
3. Hal yang Harus Lo Hindari di Cover Art ā
Nah, ini sering banget jadi jebakan batman buat musisi indie. Ada beberapa hal yang HARUSĀ lo hindarin, kalau nggak rilis lo bisa ditolak:
Jangan masukin email, URL, atau sosmedĀ lo di cover.
Jangan pakai stiker/scanner jelekĀ dari CD fisik.
Jangan tulis format rilis kayak āCD, Digital Only, Limited Edition.ā
Jangan sampai ada teks/foto kepotongĀ atau gambar ngumpul di pojok doang.
Jangan pake nama atau logo platform (Spotify, Apple Music, dll).
Hindarin kata-kata kayak āNEW,ā āExclusive,ā atau āLatest Hit.ā
Yang paling basic: jangan blur atau pixelated.
Inget, store digital punya standar ketat. Jadi kalau lo ngelanggar, bisa gagal tayang dan itu jelas bikin bete.
Bonus Tips: Biar Nggak Salah Nama & Judul š
Ini sering kejadian: teks di cover nggak sama dengan metadata lagu. Contoh: lo rilis single āI Canāt Rememberā dari album Amnesia. Nah, di cover single itu harus tulis āI Canāt Remember,ā bukan āAmnesia.ā
Selain itu:
Nama artis di cover harus sama persis dengan nama artis di metadata.
Jangan asal masukin nama artis lain kalau mereka nggak beneran tampil di lagu.
Fun fact: Lo bahkan bisa bikin cover art tanpa teks sama sekaliāasal artwork-nya kuat secara visual.
Kesimpulan: Cover Art = Senjata Branding Musik Lo ā”
Cover art bukan cuma formalitas biar lagu lo bisa masuk ke platform digital. Dia adalah visual brandingĀ yang bisa bikin musik lo stand out, jadi bahan konten, sampai bahan merch.
Format harus pas, larangan jangan dilanggar, dan pastiin teks/metadata sinkron. Dengan begitu, musik lo siap tempur di Spotify, Apple Music, YouTube Music, sampai TikTok!
š Jadi, lo udah siap bikin cover art yang nggak cuma lolos standar, tapi juga bikin orang langsung kepo buat klik play?


























































Komentar