Mechanical Licensing 101
- HP Music
- 10 jam yang lalu
- 2 menit membaca
Mechanical Licensing 101: Wajib Banget Buat Musisi Zaman Now 🚀

Pernah kepikiran nggak, kenapa musisi nggak bisa sembarangan rilis lagu, apalagi kalau itu lagu orang lain? Yup, jawabannya ada di sesuatu yang namanya mechanical license. Buat lo yang lagi serius mau masuk ke dunia musik digital, lisensi ini ibarat SIM buat jalan di jalur industri musik. Tanpa ini, bisa kena masalah hukum.
Apa Itu Mechanical License?
Singkatnya, mechanical license itu izin buat nge-rekam dan distribusiin lagu yang udah ada hak ciptanya. Jadi kalau lo bikin lagu sendiri terus mau rilis di Spotify, Apple Music, atau jual MP3 di iTunes — lo butuh mechanical license.
Kalau lo bikin cover lagu orang lain? Sama aja, tetap wajib.Bedanya, kalau lagu lo dipakai buat video (misalnya YouTube atau film), itu butuh lisensi lain juga: synchronization license (sync license). Jadi jangan ketuker ya.
Kapan Mechanical License Harus Dipakai?
Basically, setiap kali ada musik yang direkam dan dibagiin ke publik. Contohnya:
Rilis CD atau vinyl (yes, vinyl lagi naik daun sekarang).
Dijual sebagai digital download (iTunes, Bandcamp).
Dipakai jadi ringtone (throwback banget, tapi masih berlaku).
Streaming interaktif kayak Spotify, Apple Music, Joox.
Intinya, selama musik itu direproduksi dan disebarin, ada royalti mekanis yang harus dibayar.
Siapa yang Dapat Royalti?
Royalti dari mechanical license ini ngalir ke pencipta lagu dan publisher. Jadi kalau lo bikin lagu sendiri, duitnya balik ke lo (atau publisher lo). Tapi kalau lo cover lagu orang, ya lo bayar ke mereka. Fair kan?
Biasanya hak cipta ini dipegang sama:
Songwriter / composer.
Producer.
Publisher.
Cara Ngurus Mechanical License
Kalau di US, ada dua pemain besar:
Harry Fox Agency → ada platform Songfile buat apply lisensi otomatis.
Music Reports → partnernya Spotify, Apple Music, Amazon, dll.
Nah, sejak ada Music Modernization Act (MMA), sistemnya makin simple. Ada yang namanya Mechanical Licensing Collective (MLC). Jadi lo bisa apply blanket license buat semua layanan streaming. Praktis banget buat era digital kayak sekarang.
Gimana Kalau di Indonesia?
Di Indo, sistemnya belum sekomplit US. Tapi, kalau lo main di digital platforms global (Spotify, Apple Music, YouTube Music), biasanya distribusi digital aggregator (kayak DistroKid, Tunecore, atau lokal kayak Believe, Alfo, dll.) udah bantuin handle lisensinya.Tapi tetap penting buat ngerti konsepnya biar lo paham duit lo ngalir kemana.
Kenapa Penting Buat Musisi Zaman Now?
Lo nggak mau kena tuntut, kan? Cover tanpa lisensi bisa berabe.
Royalti = sumber income. Data is king, tapi royalti itu darah lo sebagai musisi.
Era digital makin transparan. Semua play, download, dan cover bisa dilacak. Jadi jangan main-main sama lisensi.
Singkatnya:
Mechanical license = izin buat rekam dan sebarin lagu.
Wajib buat lagu asli maupun cover.
Bayarnya royalti sesuai aturan (statutory rate).
Era sekarang udah makin gampang ngurusnya, apalagi dengan aggregator digital.
So, kalau lo serius jadi musisi digital, jangan cuma fokus bikin lagu. Ngerti lisensi itu bagian dari jadi musisi profesional. 🎶
👉 Next time lo mau rilis lagu (entah itu single original atau cover), inget: urus dulu mechanical license. Biar perjalanan musik lo smooth, aman, dan yang paling penting: duit royalti ngalir balik ke kantong lo juga.