Soundtrack Hidup Pegawai Kantoran
- HP Music
- 11 menit yang lalu
- 3 menit membaca
Andai Hidup Kita Difilmkan Versi Anak Kantor

🎞️ Soundtrack Hidup Pegawai Kantoran
Opening Scene: “Kopi Pahit & Notifikasi Slack”
Kalau hidupmu jadi film, lagu pembukanya apa?
Biar saya tebak: “Another Day of Sun” tapi versi deadline dan Google Meet jam 8 pagi.
Setiap pagi kamu bangun, berlari ke kantor, buka laptop, dan mulai adegan klasik: ngetik sambil ngeluh pelan di dalam hati.
Selamat datang di film indie bertema “Drama di Balik Spreadsheet.”
Musiknya?🎵 “Tired” – Lauv
Atau versi lokalnya: “Tiba-Tiba Pagi” – Fiersa Besari.
)Liriknya kayak cermin buat anak kantor yang masih berusaha senyum meski Excel nggak nyimpan auto-save. 😭
Menurut BBC Worklife, musik lembut di pagi hari bantu otak masuk ke mode fokus ringan tanpa stres — jadi kamu bukan drama queen, kamu cuma pakai taktik neuropsikologis. 😌
☀️ Montage Siang: “Deadline Chase Scene”
Jam 13.30, film berubah jadi thriller.
Musik berubah — cepat, penuh ketegangan, tapi tetap stylish.
🎧 Playlist ideal:
Beat-nya mantap, tempo 110 BPM, bikin tangan ngetik cepat tapi kepala masih goyang dikit.
Tambahkan kalimat:“Kalau mau versi lokal yang lebih ‘ngamuk elegan’, coba putar ‘Raksasa’ dari Giant Jay — energinya bisa bikin tangan ngetik kayak dikejar KPI.”
Menurut Harvard Health Publishing, ritme cepat bisa tingkatkan dopamin — hormon motivasi alami.
Jadi, kalau kamu ngetik sambil headbang kecil, itu bukan stres. Itu produktivitas yang punya beat. 😎
🥲 Scene Galau di Toilet Kantor
Setiap film butuh momen reflektif.
Dan buat anak kantoran, itu biasanya terjadi... di toilet.
Sendiri, lihat cermin, terus bisik pelan:
“Apakah aku masih punya mimpi?”
Musiknya?
“Atau kalau kamu tipe yang galau modern, ‘Addiction’ dari Naomi Ivo dan ‘Melepas Sulit, Bertahan Sakit’ dari Dewanda Pratama bisa jadi soundtrack pas — jujur, sakit, tapi estetik.”
Fun fact: ruang sempit kayak toilet justru bantu otak masuk ke mode introspeksi karena akustik tertutup.Makanya tiap kali kamu denger lagu mellow di sana, semua lighting tiba-tiba terasa sinematik. ✨
🍜 Lunch Scene: “Nasi Padang & Filosofi Hidup”
Film mana pun butuh comic relief.
Di dunia nyata, itu jam makan siang — saat filosofi hidup muncul bareng sambal hijau. 🌶️
“Versi lokalnya? ‘Tarik Ulur’ dari Naomi Ivo. Ritmenya enak, pas buat makan sambil ngebahas hidup tapi masih bisa ngakak.”
Musik mayor dengan instrumen akustik bikin tubuh rileks dan menurunkan kortisol (hormon stres).
Jadi kalau kamu ketawa sambil ngomel “aku resign minggu depan!” — tenang, itu hormonmu yang lagi healing, bukan niat serius. 😅
🕯️ Ending Scene: “Pulang, Tapi Pikiran Masih di Kantor”
Film berakhir, tapi kamu belum.
“Kalau kamu lagi di motor pulang sambil ngerasa hidup absurd, ‘Serba Salah’ dari Giant Jay bisa jadi lagu yang paling ngertiin. Kadang liriknya tuh kayak isi chat ke diri sendiri.”
Lagu “Night Changes” – One Direction main di radio mobil.
Dan kamu sadar, hidupmu ternyata film yang… masih in progress. 🎬
🎵 HP Music Insight: Hidupmu Layak Punya Soundtrack
Musik bukan cuma hiburan — tapi scoring kehidupan.Setiap langkah, setiap tumpukan kerjaan, dan setiap kopi jam dua siang bisa punya makna baru kalau kamu kasih lagu yang tepat.
Beberapa komposer di HP Music juga aktif di dunia scoring dan licensing — bikin musik yang nyatu sama emosi dan rutinitas.
Cocok buat kamu yang pengin bikin “film mini” dari hidupmu, entah lewat vlog, konten, atau playlist pribadi.
✨ Penutup: Karena Hidupmu Emang Layak Punya Soundtrack
Kalau kamu ngerasa hidupmu terlalu biasa, coba puter lagu dari playlist HP Music.
Kadang satu beat aja cukup buat bikin semuanya terasa berarti. 🎶
Karena jujur aja, setiap tumpukan kerjaan dan setiap tegukan kopi itu adegan penting dari film yang judulnya:
🎬 “Aku Masih Waras Karena Musik.” 💙


























































Komentar