Vocal Chain Dasar untuk Penyanyi Pop & Dangdut
- HP Music
- 10 jam yang lalu
- 3 menit membaca
Biar Suara Lo Kedengeran Mahal Meski Rekam di Rumah

“Kenapa suara gue di rekaman kayak penyanyi yang baru bangun tidur… tapi di kepala rasanya udah Alicia Keys campur Lesti Kejora?”
Tenang.Ini bukan salah suara lo.Ini salah vocal chain lo yang masih acak-acakan.
Dan percaya atau nggak…
Vocal chain itu ibarat skincare. Salah urutannya? Ya wajah—eh suara—lo bakal kusam.
Siap? Kita kupas satu per satu.
“Lo Pasti Pernah Merasakan Ini…”
Lo nyanyi Pop, mau lembut tapi tetap shiny.Lo nyanyi Dangdut, mau cengkoknya berasa, tapi gak lebay noise.
Tapi pas mixing?
Suara pecah
Ssshhh… kayak suara ular gosip
Cengkok ilang
Bright tapi nyakitin telinga
Vocal kerasa “murah”
Dan lo mulai mikir:
“Apa gue harus beli mic 10 juta biar suaranya enak?”
Plot twist:
Tidak. Yang mahal itu bukan mic-nya, tapi cara lo pakai.
Konflik + Fakta Kenapa Vocal Chain Penting
Menurut Audio Engineering Society:👉 Urutan processing menentukan 70% kejernihan vokal.
Dan menurut riset psychoacoustics dari NIH:
👉 Otak manusia lebih menyukai vokal yang stabil secara dinamika dan bersih dari noise.
Artinya:
Pop butuh clarity & softness.Dangdut butuh presence, artikulasi, dan cengkok yang “keluar.”
Di sinilah vocal chain bekerja.
VOCAL CHAIN DASAR UNTUK POP & DANGDUT (Yang Selalu Jadi Rumus Emasku)
Ini adalah urutan wajib yang dipakai di studio beneran.
1. High-Pass Filter (HPF) – Fondasi Biar Gak Belmud
Tujuan: bersihin frekuensi rendah yang nggak penting (hembusan AC, getaran meja, nafas berat).
Setting awal:
Pop: 80–100 Hz
Dangdut: 70–90 Hz (biar tone lebih “isi”)
Referensi EQ dasar:
2. De-Esser – Biar “S” Nggak Bikin Orang Marah
Pop biasanya bright → risiko “s” tajam.Dangdut banyak hentakan konsonan → wajib kontrol.
Setting awal:
5–8 kHz
Reduction 3–6 dB
Referensi de-essing:
3. Compression – Nyawa Vokal Pop & Dangdut
Pop → butuh smoothDangdut → butuh punch + cengkok stabil
Setting rekomendasi:
Pop:
Ratio: 3:1
Attack: slow-medium
Release: medium
Gain reduction: 3–6 dB
Dangdut:
Ratio: 4:1 / 5:1
Attack: medium-fast (biar cengkok keangkat)
Release: cepat
Gain reduction: 4–8 dB
Referensi compressor:
4. EQ Shaping – Bikin Vokal Mewah & Berkarakter
Pop:
Tambah 8–12 kHz (air) → bikin shiny
Kurangi 200–400 Hz kalau muddy
Tambah 2–4 kHz sedikit biar vocal nongol
Dangdut:
Tambah 3–6 kHz → cengkok lebih tegas
Tambah sedikit body di 150–250 Hz
Bright tipis di 10 kHz biar suara “live stage”
5. Saturation Tipis – Bikin Vokal Lebih “Mahal”
Saturation = analog warmthPop → lembutDangdut → agresif dikit
Setting awal:
Drive: 3–10%Referensi:https://www.attackmagazine.com/technique/tutorials/how-to-use-saturation/
6. Reverb – Jangan Nyanyi di “Masjid Besar”
Pop: kecil, clean, airyDangdut: sedikit plate reverb biar ada panggung vibe
Setting awal:
Pop:
Room/plate kecil
Mix 5–12%
Dangdut:
Plate medium
Mix 10–20%
7. Delay – Perisa yang Tepat
Pop: quarter delay atau slapback tipisDangdut: ping-pong halus untuk memberi ruang
Setting awal:
Feedback: 10–20%
Mix: 5–10%
Perbedaan Pop vs Dangdut Itu Ada di 2 Hal Aja
Banyak orang mikir vocal chain mereka harus beda total.
Faktanya: cuma 2 elemen yang menentukan genre:
🔥 1. Brightness
Pop: bright & airy
Dangdut: bright tapi fokus di 3–6 kHz
🔥 2. Dynamics
Pop: smooth
Dangdut: punchy + ngangkat cengkok
Sisanya?
Sama.
Yang bikin hasil beda adalah intensitas, bukan plugin berbeda.
Sekarang lo ngerti kenapa:
Vokal Pop bisa lembut tapi tetep mewah
Vokal Dangdut bisa “naik” tapi nggak nyelekit
Cengkok bisa tetap keluar tanpa bikin telinga capek
Rekaman rumahan bisa kalahin studio yang setting-nya asal
Dan vocal chain yang bener itu bukan sulap.
Itu sains + seni + niat mixing yang tulus.


























































Komentar