Pertama Kali Rilis Lagu? Checklist Wajib Anak Musik Biar Gak Kacau
- HP Music
- 3 hari yang lalu
- 4 menit membaca

Lo udah habis-habisan di studio: begadang, rekaman ulang, bahkan berantem sama bandmate gara-gara nada. Akhirnya… lagunya kelar! 🎉 Nah, sebelum lo buru-buru upload ke Spotify atau YouTube, ada beberapa langkah penting yang harus lo siapin dulu. Kenapa? Biar rilisan lo aman secara legal, maksimal secara cuan, dan nggak bikin pusing di kemudian hari.
Santai aja, kita kasih breakdown step by step ala anak musik biar gampang lo ikutin. 🚀
🔑 1. Amankan Nama Panggung Lo
Nama panggung itu identitas lo. Sekali udah kepake, susah banget diganti. Lo bisa daftar trademark buat jaga-jaga. Jadi kalau suatu hari nama lo makin naik, nggak ada yang bisa asal comot. Anggap aja kayak nge-secure username IG lo, tapi versi legal.
👉 Tips: Cek dulu apakah nama lo udah dipake musisi lain biar nggak dobel.
🎼 2. Copyright: Jangan Cuma Lagunya, Visual Juga
Copyright itu bukan cuma formalitas. Ada dua bagian besar yang bisa lo lindungi:
Karya musik (lagu & liriknya)
Master recording (rekamannya itu sendiri)
Selain itu, jangan lupa juga daftarin artwork cover, logo, bahkan foto promosi. Karena kalau tiba-tiba ada yang nyolong desain lo, lo udah punya bukti kuat.
👉 Analoginya: Copyright itu kayak kunci kosan lo—biar nggak ada yang masuk seenaknya.
🤝 3. Semua Harus Clear Lewat Perjanjian
Kalau lo bikin lagu bareng orang lain, entah itu produser, co-writer, session player, atau bahkan fotografer buat artwork, semua harus jelas di kertas.
Kenapa? Supaya nanti nggak ada drama kayak, “Eh, itu lagu kan gua juga bikin, bagi royalti dong!”
👉 Wajib banget: Kalau lo pake sample dari lagu orang lain, minta izin resmi alias clearance. Jangan nekat, bisa-bisa lagunya diturunin dari platform.
📝 4. Credit = Respect
Credit itu kayak shoutout resmi buat semua yang terlibat. Jangan sampe lo lupa naro nama produser, penulis, atau engineer. Selain itu, banyak kontrak yang mewajibkan hal ini. Jadi bukan cuma soal sopan santun, tapi juga legal.
👉 Tips: Bikin catetan detail dari awal proses rekaman biar nggak ada yang kelewat.
💸 5. Royalti: Daftar Biar Duitnya Nyampe
Lo udah capek bikin lagu, masa pas ada duitnya malah nyangkut? Nah, biar royalti bisa cair, lo harus daftar ke organisasi pengumpul royalti.
Kalau target lokal: LMKN.Kalau global, biasanya musisi juga daftar ke:
PRO (ASCAP/BMI/SESAC) buat performing rights
SoundExchange buat digital performance
HFA / publisher buat mechanical license
👉 Catet: Jangan lupa index lagu lo di sistem mereka. Kalau nggak, lagu lo kayak “hantu”—diputer orang tapi duitnya nggak pernah sampe.
📀 6. Distribusi: Digital vs Fisik
Zaman sekarang, mayoritas musisi rilis lewat distributor digital kayak DistroKid, CD Baby, TuneCore, atau yang lokal. Mereka yang bakal nyebarin lagu lo ke Spotify, Apple Music, Joox, dll.
Tapi kalau lo pengen nyentuh fans hardcore, bikin rilisan fisik (CD, kaset, vinyl) juga bisa jadi opsi. Kadang kolektor lebih rela bayar mahal buat itu.
👉 Tips: Cek terms distributor—berapa persen potongan mereka, dan platform apa aja yang mereka cover.
📢 7. Promosi: Jangan Cuma “Link in Bio”
Rilisan tanpa promosi = tenggelam. Sosmed itu senjata utama lo. Tapi inget, promosi bukan cuma share link doang.
Beberapa ide promosi fresh:
Bikin teaser video di TikTok / IG Reels
Ceritain proses kreatif lo (behind the scene)
Kolaborasi sama kreator konten atau musisi lain
Kirim press release ke blog / media musik online
👉 Kunci: Jual cerita, bukan cuma lagu. Orang lebih gampang connect sama kisah lo dibanding sekadar dengerin track baru.
🌐 8. Digital Presence = Portofolio Lo
Sekarang label, media, bahkan fans pertama kali kenal musisi lewat jejak digital. Jadi selain rilis lagu, lo juga harus mikirin gimana bikin image online yang konsisten.
Bikin akun resmi di platform besar (IG, TikTok, YouTube, Twitter/X).
Punya Press Kit digital (bio singkat, foto profil bagus, link streaming).
Upload lirik atau video live session ke YouTube biar fans gampang connect.
👉 Contoh: Banyak band indie Indo kayak Reality Club atau solois kayak Nadin Amizah awalnya kuat banget branding dan cerita personalnya di dunia digital, makanya fanbase mereka loyal.
🎶 9. TikTok Bisa Jadi Senjata atau Bumerang
Zaman sekarang, banyak lagu meledak gara-gara viral di TikTok. Tapi jangan salah kaprah—bukan berarti semua lagu harus “dibikin buat TikTok.”
Lebih baik lo mikirin konten kreatif yang bisa relate ke lagu lo:
Cuplikan chorus buat dijadiin tren dance/challenge
Storytelling personal (misalnya cerita siapa lagu ini ditulis untuk)
Kolaborasi bareng kreator yang relevan dengan genre lo
👉 Contoh: Lagu Tiara Andini – Janji Setia naik banget karena dipake buat ribuan konten wedding di TikTok. Itu contoh strategi organik yang works.
💡 10. Jangan Abaikan Metadata
Kedengerannya teknis, tapi ini krusial. Metadata itu informasi detail di dalam file audio lo: nama artis, penulis, produser, tahun rilis, genre, dll.
Kalau metadata lo berantakan, bisa jadi lagu lo susah dicari di platform, atau malah salah ter-credit ke artis lain. Fatal kan?
👉 Tips: Pastikan semua data di file WAV/MP3 udah lengkap sebelum dikirim ke distributor.
📚 11. Edukasi Diri Soal Musik = Investasi
Banyak musisi muda mikir, “Ah yang penting gue bikin musik aja.” Padahal industri musik itu luas: ada publishing, sync licensing, manajemen, sampai hak cipta internasional.
Kalau lo ngerti basic-nya, lo bisa lebih mandiri dan nggak gampang “kejebak” kontrak.
Ikutin webinar musik
Baca buku/artikel tentang industri musik
Nonton interview musisi senior soal perjalanan karier mereka
👉 Contoh: Banyak band indie Indo yang survive karena ngerti DIY publishing & distribusi—kayak Efek Rumah Kaca yang dari dulu udah ngerti ngatur rilisan mereka sendiri.
🔥 12. Mental & Konsistensi Itu Kunci
Jangan kaget kalau rilisan pertama lo nggak langsung viral. Itu normal. Industri musik isinya maraton, bukan sprint. Yang penting:
Konsisten rilis karya (single, EP, atau kolaborasi)
Build fanbase pelan-pelan
Jangan gampang drop gara-gara angka streaming kecil
👉 Contoh: Hindia butuh beberapa tahun dari Barasuara & proyek solo sebelum akhirnya jadi fenomena besar dengan Menari Dengan Bayangan.
🎤 Kesimpulan
Rilis lagu pertama itu emang bikin deg-degan. Tapi kalau lo udah siapin nama panggung, copyright, perjanjian, credit, royalti, distribusi, sampe promosi—lo udah selangkah lebih siap dibanding kebanyakan musisi lain yang asal upload.
Ingat: musik itu bukan cuma seni, tapi juga bisnis. Jadi perlakuin karya lo dengan serius biar karier lo bisa jalan panjang.
Selamat datang di dunia nyata industri musik. Ribet? Iya. Worth it? Banget. 🎶
Komentar