top of page

Jika Anda Memiliki Karya dan Talenta Bergabung lah Bersama HP Music

Mari Saling Menginspirasi dan Menciptakan Karya Musik yang Memukau. Bersama, Kita Bisa Membawa Musik Kita ke Tingkat Selanjutnya. Tidak Ada Batas untuk Kreativitas Bersama HP Music. Segera Bergabung dan Jadilah Bagian dari Komunitas Musik yang Berkembang Pesat!"

TALENT

MENDAFTAR TALENT

DROP DEMO

DROP DEMO

TITIP EDAR
LAGU ORIGINAL

LAGU ORGINAL

TITIP EDAR
LAGU COVER

cover

Musik Indie Sudah Nggak Indie Lagi?

Indie vs Mainstream – Masih Ada Batasnya atau Sudah Kabur?


ree

Dulu, kata “indie” identik dengan musik jalanan, rekaman di kamar tidur, rilis kaset fotokopian, dan promosi lewat gig kecil di kafe. Indie adalah tentang kebebasan, tentang idealisme, tentang musik yang nggak tunduk pada label besar atau pasar.

Tapi sekarang?Playlist Spotify “Indie Hits” isinya musisi yang punya jutaan pendengar bulanan. Lagu “indie” diputar di mall, jadi backsound iklan, bahkan jadi soundtrack sinetron.


Pertanyaannya:

Kalau musik indie sudah terdengar di mana-mana, masuk chart radio nasional, dan dipegang label distribusi besar...Apakah dia masih “indie”?


1. Indie Bukan Genre, Tapi Cara Kerja

Banyak yang salah kaprah, menganggap “indie” itu genre. Padahal, indie awalnya berarti independent — cara kerja musik yang bebas dari kontrol label besar. Tapi di Indonesia, kata “indie” sudah melebur jadi style musik yang identik dengan vibe tertentu: mellow, lo-fi, atau folk.

Masalahnya, ketika musisi “indie” sudah didistribusikan label besar, masuk playlist kurasi resmi, dan punya tim promosi profesional… apa dia masih independent?


2. Mainstream Sudah Mencuri “Rasa” Indie

Fenomena menarik: sound indie sudah lama “dibajak” industri mainstream.Label besar jago membungkus artis baru supaya terdengar “organik” dan “jujur”, padahal ada tim A&R, songwriter, sampai budget iklan raksasa di belakangnya.Hasilnya: pendengar awam nggak bisa bedain mana yang benar-benar indie dan mana yang “indie rasa pabrik”.


3. Kenapa Banyak Indie Masuk Mainstream?

Sederhana:

  • Exposure = pendapatan.

  • Pasar mulai menyukai sound indie → label besar ikut main.

  • Musisi indie nggak semua idealis—banyak yang memang pengen hidup layak dari musik.

Yang menarik, ada musisi yang bisa tetap mempertahankan “jiwa indie”-nya walau sudah masuk radar mainstream. Tapi… itu jumlahnya kecil banget.


4. Apakah Ini Hal Buruk?

Nggak selalu. Kalau “mainstreamisasi” indie bikin lebih banyak orang nemuin musik bagus, itu kabar baik.Tapi ada efek samping: banyak musik indie jadi seragam karena mengikuti formula yang laku di pasar.Indie kehilangan “rasa liar”-nya, kehilangan kejutan yang dulu bikin dia beda dari arus utama.


💬 Jadi, menurut kamu…Musik indie sekarang masih indie atau sudah jadi bagian dari mainstream?Apakah “jiwa indie” itu hilang kalau udah dipegang label besar, atau malah bisa hidup di kedua dunia?


📢 Setuju atau nggak, jelasin alasannya di kolom komentar.Biar debatnya rame, tag juga temen kamu yang anak indie sejati.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

​HP Music adalah Record Label yang menaungi berbagai Genre Musik Yuk, eksplor channel YouTube kami:

mighty.png

migthy records

sik-asik.png

sik asik

Klik link untuk menuju Youtube Channel Hepi Kids

hepi kids

popart.png

pop art

plus-plus-remix.png

plus plus
remix

golden-memories.png

Golden Memories indonesia

​​​Belanja merchandise musik di toko kami: Hepi Stuff! ​

Klik sekarang & jadi bagian dari perjalanan musik Indonesia! 

logo-master-HP-stuff-black.png

HP Music
PT Harmoni Dwiselaras Perkasa © 2019

Ruko Harco Mangga Dua, Block J No. 30
Jakarta 10730, Indonesia

hello@hpmusic.id
+62 21 612 2474

bottom of page