MIDI Itu Gampang? Salah Besar!
- HP Music
- 6 Mar
- 4 menit membaca
7 Kesalahan Fatal yang Bikin Musik Lo Garing & Robotik!
"Lo pikir MIDI itu cuma seret-seret mouse doang? Salah besar, bro!"

Intro: Kok Musik Gue Kaku Banget?!
Lo pernah gak, dengerin lagu sendiri terus mikir, "Anjir, kok garing banget ya?"Ā Padahal udah pake sound keren, drum pack premium, synth mahal, tapi tetep aja rasanya kosong, kayak ada yang kurang.
Kalau lo sering ngalamin ini, bisa jadi MIDI lo terlalu kaku dan terdengar robotik! Banyak produser pemula (dan bahkan yang udah pengalaman) sering jatuh ke jebakan ini: MIDI yang terlalu bersih, terlalu lurus, dan kehilangan sentuhan manusiawi.
MIDI emang powerful banget, tapi kalau lo cuma sekadar naruh not di grid tanpa ngerti gimana cara bikin feelĀ yang enak, musik lo bakal terdengar kayak mesin yang mainin, bukan manusia. Nah, biar MIDI lo gak kayak AI generasi 2005, simak 7 kesalahan fatal ini dan gimana cara benerinnya!
1. Velocity Default = Musik Lo Auto Flat!
Pernah denger piano MIDI yang tiap notenya punya volume sama persis? Itu yang bikin suara jadi kaku dan lifeless. Kenapa? Karena gak ada manusia yang mainin instrumen dengan tekanan yang selalu sama setiap saat!
šÆ Masalahnya:
Semua not punya kekuatan yang sama.
Gak ada dinamika, gak ada emosi, gak ada drama.
Hasilnya? Musik lo kayak mesin ketik, bukan piano sungguhan.
ā Solusi:
Randomize velocityĀ ā Banyak DAW punya fitur ini. Coba kasih variasi biar tiap note punya tenaga yang beda-beda.
Mainkan MIDI secara langsungĀ ā Kalau bisa, rekam dengan MIDI controller biar feel-nya lebih natural.
Manual tweak!Ā ā Tarik turun velocity di piano roll, kasih yang lebih kuat di bagian emosional, dan lebih lemah di bagian chill.
2. Quantize 100%? Selamat Datang di Dunia Musik Robot!
Lo pasti pernah denger istilah "tight groove", kan? Nah, ironisnya, banyak orang salah kaprah tentang ini. Mereka pikir groove yang enak itu harus super presisi, semua not tepat di grid. Padahal, justru ketidaksempurnaan itulah yang bikin musik lebih hidup!
šÆ Masalahnya:
Lo quantize drum, bass, dan melodi 100% ā jadinya too perfectĀ = no groove!
Musik lo jadi terlalu lurus, gak punya human feel.
ā Solusi:
Gunakan quantize dengan "humanize"Ā ā Biasanya ada opsi āRandomize Timingā di DAW lo.
Coba geser manual beberapa noteĀ ā Misalnya, kasih snare dikit lebih maju atau bass dikit lebih telat buat dapetin pocket groove yang lebih enak.
Cek referensi lagu asli!Ā ā Banyak lagu funk, hip-hop, jazz yang sengajaĀ off-grid buat dapetin vibe yang lebih organik.
3. Instrumen Virtual, Tapi Gak Pernah Otak-Atik Parameter
Pernah mikir gini? āAh, gue udah pake piano VST yang mahal, harusnya udah cukup, kan?ā
Nope. Sayang banget kalau lo cuma stop di situ. Sound yang real bukan cuma tentang sample yang bagus, tapi juga tentang cara lo menghidupkanĀ suara itu.
šÆ Masalahnya:
Lo pake plugin mahal, tapi gak mainin modwheel, sustain, atau articulation.
Semua not terdengar terlalu static, gak ada expressiveness.
ā Solusi:
Gunakan automation!Ā ā Modwheel buat vibrato, expression buat dynamic fade in/out, dan sustain buat transisi yang lebih smooth.
Tambahin legato & articulationĀ ā Banyak VST instrument punya fitur ini, entah itu bowing di strings, hammer-on di gitar, atau slide di bass.
Mainkan dengan MIDI controller kalau bisaĀ ā Biar dapet sentuhan lebih organik.
4. Chord & Melodi Lo Terlalu Steril!
Pernah ngerasa musik lo datar banget walaupun chord progression-nya udah "bener"? Itu karena lo terlalu main amanĀ tanpa variasi.
šÆ Masalahnya:
Chord terlalu standar, gak ada embellishment.
Melodi lurus doang, gak ada grace notes atau passing tones.
ā Solusi:
Tambahin passing chordĀ ā Misalnya, kasih diminished chord atau jazzy voicingĀ buat bikin transisi lebih smooth.
Gunakan grace notes & slidesĀ ā Ini penting buat instrumen kayak gitar atau piano biar lebih natural.
Layering chord dengan instrument berbedaĀ ā Coba split chord antara synth, strings, atau pad buat lebih kaya teksturnya.
5. Drum MIDI yang Terlalu Kaku & Berulang!
Drum yang lo bikin kedengeran kayak dihasilkan dari kalkulator jaman SMP? Bisa jadi karena lo bikin loop yang terlalu lurus dan berulang tanpa variasi.
šÆ Masalahnya:
Kick & snare selalu pas di grid tanpa variasi.
Gak ada ghost notes atau velocity yang bikin groove lebih hidup.
ā Solusi:
Kasih ghost notes & offbeat hi-hatĀ ā Biar groove lebih punya alur yang enak.
Velocity variation di snare & kickĀ ā Jangan samain semua volume!
Gunakan swing/shuffle timingĀ ā Terutama kalau lo bikin beat hip-hop atau R&B.
6. Semua Sound Masuk Barengan, Gak Ada Build-Up!
Pernah denger lagu yang dari awal sampe akhir datar banget? Itu karena lo kurang mainin dynamics dan arrangement.
šÆ Masalahnya:
Musik lo terlalu "langsung", gak ada buildup.
Semua elemen masuk sekaligus, bikin lagu jadi membosankan.
ā Solusi:
Gunakan automation untuk volume & filterĀ ā Tarik pelan-pelan masuknya instrumen biar ada feel perkembangan.
Kasih breaks & fillsĀ ā Jangan ragu buat kasih momen silenceĀ atau fill buat transisi antar bagian.
Layering gradualĀ ā Tambahin elemen satu per satu biar makin berasa energi naiknya.
7. MIDI = Bukan Cuma Nyontek, Tapi Buat Eksplorasi!
Banyak orang pikir MIDI itu cuma buat "meniru" suara asli. Padahal, MIDI itu alat buat eksplorasi kreatif!
šÆ Masalahnya:
Lo hanya pakai MIDI buat replika suara asli tanpa eksplorasi.
Jarang mainin MIDI effects atau generative tools.
ā Solusi:
Coba randomize MIDI patternsĀ ā Banyak plugin bisa generate pattern unik dari input lo.
Eksperimen layering MIDI tracksĀ ā Gabungkan synth dengan sample untuk tekstur unik.
Gunakan MIDI effectsĀ ā Kayak arpeggiator, chord generator, atau sequencer buat variasi.
š Kesimpulan: Musik yang Hidup Itu Ada di Detail!
MIDI emang powerful, tapi kalau lo asal taruh not di piano roll tanpa soul, hasilnya bakal kaku. Coba cek MIDI lo sekarang: Masih kayak robot, atau udah kayak musisi beneran?
š„ Lo pernah ngalamin ini juga? Drop pengalaman lo di komen! š
ComentƔrios